Mengenai Saya

Foto saya
Nama lengkapku Ida Forentina. Orang biasa memanggilku Ida. Aku lahir di Semarang pada tanggal 12 Oktober 1996 dengan normal alhamdulillah. Untuk kepribadianku sendiri, aku adalah seseorang yang suka berkreasi dan berinovasi. Aku suka mencoba hal-hal baru tapi cepat sekali merasa bosan. Aku orang yang selalu ingin hal yang terbaik di setiap pekerjaan yang aku lakukan.

Butterfly The Art of Transformation

Karya Desain Grafis (Tipografi) Mata Kuliah Media Grafis.

Merajut Asa di Usia Senja

Karya Desain Grafis (Teknik Blur, and Coloring) Mata Kuliah Media Grafis

Penari Bali

Karya Desain Grafis (Manipulasi foto: Efek Coloring Photoshop)Mata Kuliah Desain Grafis

Kalendar 2016 (Happy New Year and Be Good)

Karya Desain Grafis (Menbuat Desain Kalender) Mata Kuliah Media Grafis

Florenpicture Character Design

Karya Desain Grafis (Menggambar Digital (Gambar Kartun) dengan Adobe Photoshop) Mata Kuliah Media Grafis

Jumat, 18 Desember 2015

Mengunjungi Museum Mandala Bhakti Semarang


Refleksi Kunjungan ke Museum Mandala Bhakti Semarang

 

Museum Mandala Bhakti Semarang yang terletak di Jalan Sugiyopranoto No 1, Kota Semarang ini, menyimpan bukti perjuangan TNI merebut kemerdekaan dari tangan penjajah serta peran serta TNI dalam misi perdamaian dunia. Saat saya mengunjungi dan melihat koleksi di museum ini, maka rasa cinta saya akan tanah air dan bangsa semakin tambah kuat dan pastinya sangat kagum terhadap perjuangan TNI dahulu. Dan menjadikan sebuah wawasan dimana kita menjadi tahu dan tertarik akan pembelaan negara. Satu lagi yang menyenangkan selain memperoleh pengetahuan dan mempelajari sejarah, saya juga bisa berfoto-foto mengabadikan gambar di sejumlah item senjata berat seperti Panser, Meriam, kendaraan perang dan senjata berat yang ada.

Di Museum Mandala Bhakti ini sendiri memiliki masing-masing koleksi berupa data, dokumentasi, benda-benda bersejarah yang ditempatkan di beberapa ruangan. Di ruangan Jatmu (senjata dan amunisi) misalnya, tersimpan berbagai senjata untuk mempertahankan dan menjaga keamanan Indonesia seperti bambu runcing, keris, rencong, tombak, busur, sampai senjata modern seperti pistol, senjata mesin berat, dan senjata pelontar. Di ruang lain, di ruang Gamad (Seragam Angkatan Darat), dipajang beragam pakaian dan seragam asli yang dipakai dulu dan diawetkan sebagai bukti sejarah dari mulai pakaian bahan dari goni, seragam PETA (Pembela Tanah Air), Heiho (pasukan bentukan Jepang yang berisi warga Indonesia di masa Perang Dunia II), BKR (Badan Keamanan Rakyat), TKR (Tentara Keamanan Rakyat), TNI, seragam tentara asing, juga pakaian dinas polisi militer dan Kowad.

Selanjutnya di ruang Peristiwa, dimana tersimpan catatan sejarah berbagai peristiwa perjuangan di tanah air. Diantaranya, Pertempuran Lima Hari di Semarang, Serangan Umum Surakarta, Pertempuran di Magelang, dan pertempuran di kota lain. Di bagian lain museum, terdapat ruang Pelestarian Ruang Kerja Pangdam. Ruangan ini digunakan sebagai ruang Panglima Kodam (Pangdam) dari waktu ke waktu. Ada lagi ruang Satsikmil (satuan musik militer) yang berisi alat musik yang digunakan militer. Terdapat juga ruangan yang menarik bagi saya yaitu ruangan Laswi atau Laskar Wanita Indonesia. Ruangan ini berisi barang-barang yang menggambarkan bagaimana laskar wanita melawan penjajah dalam perjuangan Indonesia. Kemudian terdapat ruangan yang tidak kalah penting, yaitu ruang Unit Dapur Umum. Dimana dalam ruangan ini digambarkan dapur umum pada masa penjajahan dulu. Peralatan memasak yang digunakan masih berupa tungku. Sementara di ruang Cacat Veteran, tersimpan alat-alat kesehatan yang pernah digunakan veteran yang mengalami cacat akibat membela negara.

Gedung museum sendiri memang terlihat megah. Gedung dengan dua lantai itu dibangun Belanda sekitar tahun 1906. Awalnya, berfungsi sebagai Pengadilan Tinggi Belanda. Kemudian Pasca-kemerdekaan RI, digunakan sebagai Markas Besar Komando Wilayah Pertahanan II Kodam IV/Diponegoro. Resmi menjadi museum perjuangan Mandala Bhakti Semarang yang dibuka untuk umum tahun 1987. Namun meskipun bangunan Museum Mandala Bhakti ini sudah tua tapi bangunan dan isi museunnya masih terawat dengan baik, sehingga tidak ada kesan kumuh. Menariknya lagi selain kita belajar sejarah dan nilai-nilai sejarah, dari jendela Museum Mandala Bhakti, saya bisa melihat pemandangan diseputar Tugu Muda. Di seberangnya masih berdiri kokoh gedung perusahaan kereta api masa Hindia Belanda yang kini lebih dikenal dengan Lawang Sewu. Dibagian lain akan terlihat gedung Pandanaran yang saat ini digunakan oleh Pemerintah Kota Semarang. Maka dari itu ada baiknya kita sesekali mengunjungi tempat bersejarah seperti museum untuk mengetahui bagaimana perjuangan para pejuang dalam merebut kemerdekaan dan membela negara ini karna bangsa yang besar itu adalah bangsa yang menghargai pahlawanya. Dan kita jangan sekali-sekali melupakan sejarah. Dari sini saya sadar bahwa saya sebagai generasi penerus bangsa juga harus ikut berperan dalam membela negara kita sesuai dengan peran kita.






 

Media Grafis (Unsur-unsur Media Grafis)


Unsur-Unsur Media Grafis

 

Agar desain yang kita hasilkan menarik mata ada beberapa unsur yang harus dipelajari yaitu unsur dalam desain grafis. Semua unsur tersebut tidak harus dimasukkan sekaligus dalam sebuah karya desain karena ada sebagian desain yang menuntut salah satu dari unsur tersebut harus diprioritaskan jadi ada penekanan-penekanan dalam setiap unsur. Unsur dalam grafis sama seperti unsur dasar disiplin desain yang lainnya. Unsur-unsur tersebut seperti garis, tekstur, bentuk, ruang, warna, teks (tulisan) terdiri atas Judul, sub judul, naskah, logo, dan kata penutup, Ilustrasi (gambar, photo) dan ukuran. Kemudian membentuk struktural komposisi yang lebih luas. Lalu apa saja unsur-unsur yang terdapat dalam Desain Grafis?

·         Garis (Line) adalah sebuah garis adalah unsur desain yang menghubungkan antara satu titik poin dengan titik poin yang lain sehingga bisa berbentuk gambar garis lengkung (curve) atau lurus (straight). Garis adalah unsur dasar untuk membangun bentuk atau konstruksi desain.

 



·         Bentuk (Shape) adalah segala hal yang memiliki diameter tinggi dan lebar. Bentuk dasar yang dikenal orang adalah kotak (rectangle), lingkaran (circle), dan segitiga (triangle)dan masih banyak lagi.. “polygon” atau kalo di corel draw semuanya ada di “basic Shape”. Sementara pada kategori sifatnya, bentuk dapat dikategorikan menjadi tiga.
 

 

·         Ruang (space) merupakan jarak antara suatu bentuk dengan bentuk lainnya yang pada praktek desain dapat dijadikan unsur untuk memberi efek estetika desain. Sebagai contoh, tanpa ruang Anda tidak akan tahu mana kata dan mana kalimat atau paragraf. Tanpa ruang Anda tidak tahu mana yang harus dilihat terlebih dahulu, kapan harus membaca dan kapan harus berhenti sebentar. Dalam bentuk fisiknya pengidentifikasian ruang digolongkan menjadi dua unsur, yaitu obyek (figure) dan latar belakang (background).
 

 

·         Ukuran adalah unsur lain dalam desain yang mendefinisikan besar kecilnya suatu obyek. Unsur ini digunakan untuk memperlihatkan mana objek manakah yang kita mau tonjolkan atau yang mau dipublis karenan dengan menggunakan unsur ini Anda dapat menciptakan kontras dan penekanan (emphasis) pada obyek desain anda sehingga orang akan tahu mana yang akan dilihat atau dibaca terlebih dahulu.
 
 

 
 
·         Warna merupakan unsur penting dalam obyek desain. Dalam perwarnaan hendaknya disesuaikan dengan desain yang akan kita buat. Karena dengan warna orang bisa menampilkan identitas, menyampaikan pesan atau membedakan sifat dari bentuk-bentuk bentuk visual secara jelas. Dalam prakteknya warna dibedakan menjadi dua: yaitu warna yang ditimbulkan karena sinar (Additive color)yang biasanya digunakan pada warna lampu, monitor, TV dan sebagainya, dan warna yang dibuat dengan unsur-unsur tinta atau cat (Substractive color) yang biasanya digunakan dalam proses pencetakan gambar ke permukaan benda padat seperti kertas, logam, kain atau plastik. Warna yang pertama dilihat, warna akan membuat kesan atau mood untuk keseluruhan media grafis. Warna adalah sesuatu yang sangat penting warna mampu memberikan sugesti yang mendalam dapat memberikan dampak psikologis. Menurut Graves dalam Pujriyanto menyebutkan bahwa penyajian grafis dengan warna akan menimbulkan terjadinya sensasi warna bila ada cahaya. Sensasi adalah rasa yang berhubungan dengan mata karena sifatnya yang visual. Cahaya merangsang retina, menyebabkan sensasi warna. Dalam sebuah desain komposisi warna berarti to compose yang berarti mengarang, menyusun, atau mengubah. Ilustrasi dan warna sebagai kekuatan penting dalam desain grafis, membuat karya hasil yang semakin hidup dan memiliki nilai yang tinggi mampu mengetarkan aspek-aspek psikologis setiap manusia walaupun erat kaitannya dengan latar belakang budaya sebuah bangsa atau komunitas tertentu yang mungkin memberikan penilaian berbeda baik dari ilustrasi yang dibuat atau ditampilkan maupun warna-warna yang berbeda. Yang perlu diperhatikan dalam pengolahan warna adalah: (1) Pengelompokkan warna. (2) Dimensi Warna. (3) Fungsi dan arti warna.



·         Teks

Tulisan sebagai bagian yang mengisi desain visual yang mampu mengkomunikasikan gagasan dan ide menjadi visual lebih baik. Dalam teks atau tulisan biasanya memiliki bagian-bagiannya, seperti: (1). Judul; adalah bagian yang menarik perhatian dan merupakan hal yang pertama kali dibaca. Judul mampu mengarahkan pembaca untuk lebih jauh mengetahui isi pesan atau produk yang ada didalamnya. (2). Sub Judul; adalah lanjutan keterangan dari judul yang menjelaskan makna atau arti dari pada judul dan umumnya lebih panjang dari judulnya. (3). Naskah; adalah kalimat yang menerangkan lebih rinci tentang isi pesan, gagasan atau ide yang ingin disampaikan, berfungsi untuk mengarahkan pembaca dalam mengambil sikap, berfikir, dan bertindak lebih lanjut. Naskah yang kreatif dapat menampilkan fakta-fakta, bagan, daya tarik dari hal yang menyenangkan atau menggelisahkan, ditampilkan pula gambar sebagai kombinasi dengan berbagai bentuk. (4). Logo; adalah tanda pengenal yang tetap dari perusahaan atau institusi atau sebuah produk, yang dibuat secara singkat, sederhana dan komunikatif menggunakan huruf dan gambar. (5). Kata penutup; adalah kalimat pendek yang jelas, singkat, jujur dan jernih yang biasanya bertujuan untuk mengarahkan pembaca untuk membuat keputusan.

 
 
 

·         Ilustrasi

Ilustrasi merupakan unsur grafis yang sangat vital dan dapat disajikan mulai dari goresan atau titik sederhana sampai dengan yang kompleks. Ilustrasi dapat berfungsi sebagai: (1). Menarik perhatian, (2). Merangsang minat, (3). Memberikan eksplanasi atas pernyataan, (4). Menonjolkan keistimewaan daripada produk, (5). Memenangkan persaingan, (6). Menciptakan suasana khas, (7). Dramatisasi pesan dan (8). Menonjolkan suatu merk atau semboyan dan mendukung judul iklan.  


 




Referensi

Anonim. 2012. Unsur dalam Desain Grafis. Diunduh dari http://coretangtangan.blogspot.co.id/2012/10/u.html, pada 29 September 2015.
 

Fachrudin, Ahmad. 2012. Desain Pemodelan Grafis. Diunduh dari http://eituzed.blogspot.co.id/2014/10/pengertian-prinsip-dan-unsur-desain.html, pada 29 September 2015.
 
Setyarini, Putri. 2012. Desain Grafis dan Unsur-unsur dalam Desain Grafis. Diunduh dari http://putrisetyarini.blogspot.co.id/2012/10/desain-grafis-dan-unsur-unsur-dalam.html, pada 29 September 2015.

Media Grafis (Ruang Lingkup Desain Grafis)

“Ruang Lingkup Desain Grafis”


Secara garis besar, ruang lingkup desain grafis meliputi : Percetakan atau printing atau media cetak meliputi desain buku, majalah, poster, pamflet, periklanan, surat kabar, majalah, tabloid, dan lain-lain. Kemudian Web desain, animasi atau film, ilustrasi, game, modeller 3D, foto digital, iklan, desain arsitek, desain industri sign system, logo, packaging atau kemasan, dan lainnya.

Dalam desain grafis masalahnya mencakup berbagai bidang seperti teknik perencanaan gambar, bentuk, simbol, huruf, fotografi dan proses cetak disertai pula dengan pengetahuan tentang bahan dan biaya. Biasanya Desain grafis diterapkan untuk media-media statis, seperti buku, majalah, dan brosur tetapi sejalan dengan perkembangan zaman, desain grafis juga diterapkan dalam media elektronik, yang sering kali disebut sebagai desain interaktif atau desain multimedia. Tujuan desain grafis selain menciptakan desain atau perencanaan fungsional estetis, namun juga yang informatif dan komunikatif dengan masyarakat yang dilengkapi pula dengan pemahaman mengenai psikologi massa dan teori-teori pemasaran, sehingga karya-karya desain grafis ini bisa merupakan alat promosi yang ampuh. Dari sinilah Desain grafis juga seperti jenis desain lainnya merujuk kepada proses pembuatan, metoda merancang, produk yang dihasilkan (rancangan), atau pun disiplin ilmu yang digunakan (desain).

Sebelum istilah desain grafis dikenal luas, orang-orang yang berkecimpung didunia grafika atau percetakan dan media mengenal istilah layouter sebagai orang yang bertugas menata letak huruf-huruf dan gambar pada bidang kertas cetak. Sebelumnya juga disebut dengan typesetter. Setelah digunakannya teknologi computer pribadi (pc) untuk membuat publikasi, pada tahun 80-an kita juga mengenal istilah desktop publishing (DTP). Istilah ini merujuk pada kemampuan computer untuk mempermudah manusia membuat publikasi, mengatur tata letak dan cetak gambar maupun teks. Dektop publishing adalah sebuah sistem dimana terdiri atas beberapa komponen, yaitu : computer pribadi , alat pencetak (printer), mesin pemindai (scanner) dan beberapa perangkat lunak dan juga peripheral lainnya yang mendukung. Dan dalam penggunaannya tidak membutuhkan ruang dan personil yang banyak, kini hal ini lazim disebut sebagai system computer grafis.

Beberapa orang menganggap istilah desain grafis merujuk pada bidang media cetak saja, seperti surat kabar, buku, poster, dan publikasi tercetak lainnya. Namun, kini dengan munculnya teknologi internet, teknologi penyuntingan video (video editing) dan efek visual, desain grafis dikembangkan istilahnya menjadi desain komunikasi visual. Jadi seseorang yang membuat system web dengan tampilan yang menarik adalah pekerjaan sebuah desain grafis / desain visual. Tetapi orang-orang yang berkecimpung didalamnya, lebih senang menggunakan istilah desain web, demikian juga dalam hal penyuntingan video, lebih suka disebut sebagai video editor.

Menurut Suyanto : desain grafis didefinisikan sebagai aplikasi dari keterampilan seni dan komunikasi untuk kebutuhan industri dan bisnis. Aplikasi-aplikasi ini dapat meliputi periklanan dan penjualan produk, menciptakan identitas visual untuk institusi, produk dari perusahaan, lingkungan grafis, desain informasi, dan secara visual menyempurnakan pesan dalam publikasi. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa pekerjaan desain grafis melingkupi segala bidang yang membutuhkan penerjemahan bahasa verbal menjadi perancangan secara visual terhadap teks dan gambar pada berbagai media publikasi guna menyampaikan pesan-pesan kepada komunikan seefektif mungkin. Maka desainer grafis sesungguhnya dapat bekerja di mana saja, sejauh ia dibutuhkan membuat sebuah tampilan visual.

 

 

Sumber :

 

Inta, Late. 2013. Ruang Lingkup Desain Grafis.http://nhadasinta.blogspot.co.id/2013/03/ruang-lingkup-desain-grafis.html. Diakses pada tanggal 15 September 2015.

2012. Desain Grafis dan Multimedia. https://semuuuut.wordpress.com/2012/06/20/desain-grafis-dan-multimedia//. Diakses pada tanggal 15 September 2015.

Media Grafis (Tipografi dan Huruf)


Tipografi dan Huruf

 
            Dalam desain komunikasi visual, tipografi dikatakan sebagai ‘visual language’, yang berarti bahasa yang dapat dilihat. Tipografi adalah salah satu sarana untuk menterjemahkan kata-kata yang terucap ke halaman yang dapat dibaca. Peran dari pada tipografi adalah untuk mengkomunikasikan ide atau informasi dari halaman tersebut ke pengamat. Secara tidak sadar manusia selalu berhubungan dengan tipografi setiap hari, setiap saat. Pada merek dagang komputer yang kita gunakan, koran atau majalah yang kita baca, label pakaian yang kita kenakan, dan masih banyak lagi. Hampir semua hal yang berhubungan dengan desain komunikasi visual mempunyai unsur tipografi di dalamnya. Kurangnya perhatian pada tipografi dapat mempengaruhi desain yang indah menjadi kurang atau tidak komunikatif. Untuk membuat desain yang indah dan berkomunikasi, tipografi tidak dapat dipisahkan dari elemen desain. Dalam membuat perencanaan suatu karya desain, keberadaan elemen tipografi sudah harus selalu diperhitungkan karena dapat mempengaruhi susunan hirarki dan keseimbangan karya desain tersebut. Pengertian tipografi yang sebenarnya adalah ilmu yang mempelajari bentuk huruf; dimana huruf, angka, tanda baca, dan sebagainya tidak hanya dilihat sebagai simbol dari suara tetapi terutama dilihat sebagai suatu bentuk desain. Huruf ‘O’, contohnya, tidak saja terbaca sebagai huruf ‘O’, tetapi juga terbaca sebagai bentuk lingkaran yang mempengaruhi bidang suatu karya desain. Dimana dan bagaimana seorang desainer meletakan huruf ‘O’ tersebut dapat mempengaruhi legibilitas dan keseimbangan karya desain tersebut. Sebagai seorang visual komunikator, desainer komunikasi visual harus dapat membaca dan mengartikan bentuk atau gambaran. Dalam perannya sebagai tipografer, seorang desainer harus dapat mengetahui bentuk type yang bagaimana yang dapat menunjang arah desain dan meramalkan reaksi daripada pengamatnya. Bentuk huruf italic dengan warna emas, misalnya, sangat baik untuk digunakan pada sampul buku roman, dan sebaliknya bentuk huruf roman, san serif, bold, sangat cocok untuk poster-poster politik.

SEJARAH TIPOGRAFI

            Tipografi, sebagai salah satu metode yang menterjemahkan kata-kata menjadi bentuk atau gambaran sudah digunakan sejak jaman dahulu. Dimulai sejak awal jaman lukisan di gua (early cave drawing age), dimana nenek moyang kita menggambarkan pengalaman mereka di dinding gua.

            Pada awalnya, yang digunakan adalah pictogram, yaitu gambar yang mewakili bentuk benda yang dimaksud. Secara perlahan, berdasarkan asosiasi, beberapa pictogram berubah menjadi ideogram, yaitu simbol yang bentuknya tidak persis mewakili bentuk yang dimaksud sehingga dapat digunakan untuk berbagai arti. Ideoram berkembang sehingga mempunyai gaya penulisan yang tertentu dan mulai mewakili bunyi suara. Karena berkembangnya peradaban manusia, maka berkembang pula kosakata dan kepentingan untuk menyimpan data. Seiring dengan perkembangan tersebut, kecepatan dalam menulis juga berkembang sehingga bentuk individual simbol juga semakin sederhana dan abstrak.

            Pada awal tahun 2800 sebelum Masehi, bangsa Sumaria telah mempunyai sistem menulis dengan formal, abstrak simbol, yang disebut cuneiform, yang kemudian menjadi basis daripada modern alphabet yang kita gunakan. Demikianlah simbol-simbol tersebut terus berkembang dan bertambah sesuai dengan bunyi suara, dan semakin abstrak bentuknya.

            Melalui gerakan penyebaran kekuasaaan dan agama, bangsa Romawi juga menyebarkan sistem penulisan terutama untuk menyimpan peristiwa dan ceritera, dimana calligrafi menjadi populer dan berkembang. Kebutuhan membaca dan menulis juga semakin meningkat. Sejarah perkembangan lain tipografi dimulai dari penggunaan pictograph. Bentuk bahasa ini antara lain dipergunakan oleh bangsa Viking Norwegia dan Indian Sioux. Di Mesir berkembang jenis huruf Hieratia, yang terkenal dengan nama Hieroglif pada sekitar abad 1300 SM. Bentuk tipografi ini merupakan akar dari bentuk Demotia, yang mulai ditulis dengan menggunakan pena khusus. Bentuk tipografi tersebut akhirnya berkembang sampai di Kreta (Troy), lalu menjalar ke Yunani dan akhirnya , menyebar keseluruh Eropa. Puncak perkembangan tipografi, terjadi kurang pada abad 8 SM di Roma saat orang Romawi mulai membentuk kekuasaannya. Karena bangsa Romawi tidak memiliki sistem tulisan sendiri, mereka mempelajari sistem tulisan Etruska yang merupakan penduduk asli Italia serta menyempurnakannya sehingga terbentuk huruf-huruf Romawi.

Klasifikasi Huruf

Secara garis besar huruf-huruf digolongkan menjadi:

Roman, dengan ciri memiliki sirip/kaki/serif yang berbentuk lancip pada ujungnya. Kesan yang ditimbulkan adalah klasik, anggun, lemah gemulai dan feminin. Termasuk didalamnya times new roman.

Egyptian, dengan ciri kaki/sirip/serif yang berbentuk persegi seperti papan dengan ketebalan yang sama atau hampir sama. Kesan yang ditimbulkan adalah kokoh, kuat, kekar dan stabil.

Serif , Jenis huruf ini memiliki garis-garis kecil yang disebut counterstrokepada ujung-ujung badan huruf. Garis-garis tersebut berdiri horisontal terhadap badan huruf. Huruf serif dikenal lebih mudah dibaca karena kaitnya tersebut menuntun pandangan pembaca membaca baris teks yang sedang dibacanya. Contoh: Times New Roman, Garamond, Book Antiqua, Bitstream Vera Serif, Palatino Linotype, Bookman Old Style, Calisto MT, Dutch, Euro Roman, Georgia, Pan Roman, Romantic, Souevenir, Super French dan lain-lain.

Sans Serif , dengan ciri tanpa sirip/serif, dan memiliki ketebalan huruf yang sama atau hampir sama. Kesan yang ditimbulkan oleh huruf jenis ini adalah modern, kontemporer dan efisien. Jenis huruf ini tidak memiliki garis-garis kecil yang disebut counterstroke. Huruf ini berkarakter streamline, fungsional, modern dan kontemporer. Contoh: Arial, Futura, Avant Garde, Bitstream Vera Sans, Century Gothic dan lain sebagainya.

Script, merupakan goresan tangan yang dikerjakan dengan pena, kuas atau pensil tajam dan biasanya miring ke kanan. Kesan yang ditimbulkannya adalah sifast pribadi dan akrab.

Miscellaneous, merupakan pengembangan dari bentuk-bentuk yang sudah ada. Ditambah hiasan dan ornamen, atau garis-garis dekoratif. Kesan yang dimiliki adalah dekoratif dan ornamental. Biasa disebut decoratif font. Ada banyak sekali jenis huruf yang bisa kita amati. Mungkin di komputer Anda sendiri ada terinstal ratusan hingga ribuan file font. Sebagian font bentuknya unik dan aneh sehingga mudah kita kenali, sementara yang lain tampak sekilas mirip-mirip semua. Setiap saat pun diciptakan font-font baru. Produser film-film Hollywood misalnya, sering mengeluarkan dana untuk mendesain font baru yang unik untuk filmnya. Berdasarkan bentuknya, para pakar tipografi umumnya membagi jenis huruf ke dalam dua kelompok besar: serif dan sans serif. Lalu ada kelompok ketiga dan keempat yang disebut script dan dekoratif. Jenis serif dan sans serif pun berbeda-beda, tapi mari sebelumnya mengetahui perbedaan serif dan sans serif. SERIF & SANS SERIF Serif adalah kelompok jenis huruf yang memiliki “tangkai” (stem). Lihatlah font Times New Roman, Bodoni, Garamond, atau Egyptian misalnya. Persis mendekati ujung kaki-kaki hurufnya, baik di bagian atas maupun bawah, terdapat pelebaran yang menyerupai penopang atau tangkai. Menurut sejarah, asal-usul bentuk huruf ini adalah mengikuti bentuk pilar-pilar bangunan di Yunani Kuno. Seperti kita ketahui, bagian atas dan bawah tiang pilar memang lebih besar agar bisa membuat pilar lebih kokoh. Sementara sans serif (atau “tanpa” serif) adalah jenis huruf yang sebaliknya: tidak memiliki tangkai. Ujung-ujung kakinya polos begitu saja. Contohnya Arial atau Helvetica (Catatan: meski amat mirip dan sering saling mensubstitusi satu sama lain, kedua font ini tidaklah mirip persis. Cobalah sekali-kali Anda cetak contoh huruf dalam ukuran besar dan amati perbedaan-perbedaan tipis kedua font ini.) Contoh lain jenis huruf sans adalah ITC Officina Sans, yaitu font yang digunakan di mwmag yang sedang Anda baca ini.

Kegunaan tangkai serif

Pada ukuran teks kecil, seperti seukuran tulisan teks di surat kabar atau buku, umumnya tangkai pada kaki-kaki font serif membantu agar tulisan mudah dibaca. Mengapa? Karena tangkai font serif membantu membentuk garis tak tampak yang memandu kita mengikuti sebuah baris teks. Karena itulah kita banyak menjumpai buku-buku dilayout dengan serif. Menurut penelitian, seseorang yang membaca font serif bisa lebih tahan membaca karena tidak mudah lelah—akibat adanya bantuan dari tangkai serif tadi.

Tapi pada kondisi-kondisi berikut ini:

a) huruf amat kecil (seperti tulisan bahan-bahan di label makanan); b) huruf amat besar (seperti di plang-plang merek) yang harus dilihat dari jauh; c) di layar monitor; huruf sans serif kadang lebih mudah dibaca. Mengapa? Karena justru kaki-kaki font serif memperumit bentuk huruf sehingga sedikit lebih lama dibaca. Jika huruf kecil sekali atau pada resolusi rendah seperti di layar monitor, kaki serif bisa tampak bertindihan dan menghalangi pandangan. Karenanya kita banyak melihat plang rambu lalu lintas menggunakan huruf yang sesederhana mungkin agar bisa cepat dibaca, dan di halaman web banyak dipakai font serif karena lebih mudah dibaca pada ukuran kecil/layar kasar.

Jenis-jenis serif

Serif tiap jenis huruf pun dapat berbeda-beda. Huruf-huruf masa lama (Old Style) seperti Garamond dan huruf-huruf masa transisi (Transitional) seperti Times New Roman misalnya, memiliki tangkai yang sudutnya lengkung. Sementara pada huruf-huruf masa modern seperti Bodoni, tangkainya bersudut siku. Ada lagi yang bersudut siku pula, tapi relatif tebal/tinggi. Contohnya Egyptian. Tipe serif seperti Egyptian kadang disebut slab serif. Beberapa huruf unik tertentu memiliki tangkai serif negatif, yaitu tangkai yang masuk ke sisi dalam kaki sehingga ujung kaki nampak lebih kecil dari batang kakinya

 

SKRIP & DEKORATIF Selain serif dan sans serif, ada pula jenis huruf “sambung” dan huruf “gaya bebas.” Huruf sambung atau script bisa juga Anda sebut “huruf tulis tangan” (handwriting) karena menyerupai tulisan tangan orang. Atau bisa juga disebut “huruf undangan” karena hampir selalu hadir di kartu-kartu undangan karena dipandang indah dan anggun. Ada berbagai macam huruf script dan handwriting, mulai dari yang kuno hingga modern, dari yang agak lurus hingga miring dan amat “melingkar-lingkar”. Sementara huruf “gaya bebas” mencakup segala macam jenis huruf “aneh” lain yang sulit dikategorikan dalam ketiga kategori lainnya. Kadang huruf ini bisa diinspirasi dari bentuk geometris tertentu, memadukan gambar atau pola tertentu, dan sebagainya. Di komputer juga dikenal font-font “wingdings-like” yang sebenarnya adalah clipart. Tiap hurufnya murni berupa ikon atau gambar, bukan huruf. Umumnya jenis-jenis huruf skrip dan dekoratif digunakan untuk hiasan atau dekorasi, bukan untuk teks maupun headline teks. Karena derajat kompleksitasnya lebih tinggi, maka tidak cocok untuk teks karena akan menyulitkan pembacaan.



Format Tata Letak

Tata Letak Berbagai Unsur Grafis

Memadukan unsur-unsur grafis merupakan sebuah seni tersendiri dalam menghasilkan media komunikasi visual yang komunikatif. Untuk menghasilkan media komunikasi visual yang komunikatif diperlukan sebuah pengorganisasian dan penataan yang tepat. Pengorganisasian dan penataan unsur grafis ini dilakukan berdasarkan kriteria tertentu yang disesuaikan dengan tujuan dari pesan yang akan disampaikan. Dalam dunia grafis terutama di bidang periklanan dikenal istilah layout. Layout adalah sebuah sket rancangan awal untuk menggambarkan organisasi unsur-unsur komunikasi grafis yang akan disertakan. Usaha menyusun, menata dan memadukan unsur-unsur komunikasi grafis (teks, gambar, warna dan lain-lain) menjadi media komunikasi visual yang komunikatif, estetik, persuasif, menarik, dan mendukung pencapaian tujuan secara cepat dan tepat dikenal dengan istilah tata letak.

            Mendapatlan komposisi yang proporsional terkait juga dengan kegiatan tata letak, kemudian ditangkap dan dibaca maksud ataupun pesan yang terkandung di dalamnya, termasuk kemampuan membangun kesan, persuasif dan bahkan sugestif, baik gambar maupun teksnya. Desainer lebih baik membuat berbagai alternatif layout sebanyak mungkin sampai menemukan sebuah layout ideal semaksimal mungkin untuk menhindari hambatan pada proses selanjutnya. Bob Cotton dalam buku The Guide to Graphic Design (1990:52) menyebutkan bahwa dalam proses desain, setelah didapatkan gagasan kemudian dilanjutkan dengan pembuatan bentuk sketsa awal (thumbnail design) yang kemudian dikembangkan lagi ke dalam serangkaian gambar alternatif (visual rough) yang masih akan diperbaiki. Langkah ini disebut dengan tahap awal pembuatan visualisasi yang difinalisasi. Fungsi tata letak menurut Freddy Adiono Basuki (2000) adalah untuk mencapai keharmonisan, nilai estetis, ekonomis, dan komunikatif. Freddy Adiono Basukijuga membagi tahapan tata letak menjadi tiga, yaitu :
1. Membuat tata letak miniature atau sketsa kecil (thumbnail), merupakan tahap perancangan dalam menentukan komposisi unsur-unsur yang akan ditempatkan. Visualisasinya masih berupa sket kolom teks dan kolom gambar.



 

 

2. Membuat tata letak kasar (abrupt lay out), merupakan tahapan rancangan yang sudah berwujud gambar dan teks.



 

3. Membuat tata letak komprehensif, merupakan tahapan rancangan dimana keseluruhan unsur sudah disusun dengan baik dan benar yang sudah siap cetak.

 



 

Dari contoh di atas terlihat bahwa unsur-unsur komunikasi grafis disusun dalam format tertentu. Peletakan setiap unsur memprioritaskan bagaimana format tata letak mampu mengorganisasikan unsur-unsur dengan baik, benar, dan komunikatif. Jenis tata letak yang umum digunakan adalah vertikal, horizontal, dan diagonal.

Komposisi Tata Letak

Komposisi adalah usaha untuk mendapatkan keseimbangan bentuk dalam mengorganisasikan unsur-unsur terpenting dalam penciptaan karya seni dan atau komunikasi grafis yang harmonis, komunikatif, dan persuasif. Kaidah-kaidah komposisi yang harus diketahui :

1.      Proposisi (propotion), perbandingan ukuran yang digunakan untuk menentukan perbandingan yang tepat antara panjang dengan lebar antara gambar dengan bidang gambar.

2.      Keseimbangan (balance), kesamaan dari unsur-unsur tertentu yang berlawanan atau bertentangan.

3.      Irama atau ritme, adanya pengulangan dan gerakan yang bisa divisualisasikan dengan garis, tekstur, bidang, bentuk, maupun warna.

4.      Kesatuan (unity), seluruh unsur yang dipergunakan harus saling berhubungan dengan baik, mengandung makna dan menarik.

5.      Pusat perhatian (focus of interest), peletakan unsur yang menjadi perhatian utama atau paling dominan untuk disampaikan.

6.      Kontras (contras), perbedaan keadaan unsur-unsur atau antara organisasi unsur yang dapat dicapai dengan perbedaan tinggi-rendah, panas-dingn warna, termasuk cerah dan suramnya.

Selain kaidah-kaidah diatas, desainer perlu mempertimbangkan berat dan ringannya bidang. Keseimbangan bahkan dapat dicapai dengan bidang yang tidak selalu sama besarnya. Pembagian dapat saja berbeda tetapi keseimbangan masih mungkin didapatkan dari unsur lain, misalnya warna ataupun bentuk. Pembagian bidang yang sama terkadang bersifat kaku, statis, diam, tanpa irama, dengan nilai estetis yang rendah.

 
 

Referensi

Anonim. 2012. Lay-Out. Diunduh dari http://nheya-nia.blogspot.co.id/2012/03/lay-out.html, pada 29 Oktober 2015.


Rahman, Inawzah. 2015. Huruf dan Tipografi. Diunduh dari http://www.academia.edu/6414334/HURUF_and_TIPOGRAFI, pada 29 Oktober 2015.

Harwati, Tati. 2015. Tata Letak Berbagai Unsur Grafis pada Tipografi. Diunduh dari http://kumpulantugasekol.blogspot.co.id/2015/04/tata-letak-berbagai-unsur-grafis-pada.html, pada 29 Oktober 2015.