Mengenai Saya

Foto saya
Nama lengkapku Ida Forentina. Orang biasa memanggilku Ida. Aku lahir di Semarang pada tanggal 12 Oktober 1996 dengan normal alhamdulillah. Untuk kepribadianku sendiri, aku adalah seseorang yang suka berkreasi dan berinovasi. Aku suka mencoba hal-hal baru tapi cepat sekali merasa bosan. Aku orang yang selalu ingin hal yang terbaik di setiap pekerjaan yang aku lakukan.

Jumat, 18 Desember 2015

Mengunjungi Museum Mandala Bhakti Semarang


Refleksi Kunjungan ke Museum Mandala Bhakti Semarang

 

Museum Mandala Bhakti Semarang yang terletak di Jalan Sugiyopranoto No 1, Kota Semarang ini, menyimpan bukti perjuangan TNI merebut kemerdekaan dari tangan penjajah serta peran serta TNI dalam misi perdamaian dunia. Saat saya mengunjungi dan melihat koleksi di museum ini, maka rasa cinta saya akan tanah air dan bangsa semakin tambah kuat dan pastinya sangat kagum terhadap perjuangan TNI dahulu. Dan menjadikan sebuah wawasan dimana kita menjadi tahu dan tertarik akan pembelaan negara. Satu lagi yang menyenangkan selain memperoleh pengetahuan dan mempelajari sejarah, saya juga bisa berfoto-foto mengabadikan gambar di sejumlah item senjata berat seperti Panser, Meriam, kendaraan perang dan senjata berat yang ada.

Di Museum Mandala Bhakti ini sendiri memiliki masing-masing koleksi berupa data, dokumentasi, benda-benda bersejarah yang ditempatkan di beberapa ruangan. Di ruangan Jatmu (senjata dan amunisi) misalnya, tersimpan berbagai senjata untuk mempertahankan dan menjaga keamanan Indonesia seperti bambu runcing, keris, rencong, tombak, busur, sampai senjata modern seperti pistol, senjata mesin berat, dan senjata pelontar. Di ruang lain, di ruang Gamad (Seragam Angkatan Darat), dipajang beragam pakaian dan seragam asli yang dipakai dulu dan diawetkan sebagai bukti sejarah dari mulai pakaian bahan dari goni, seragam PETA (Pembela Tanah Air), Heiho (pasukan bentukan Jepang yang berisi warga Indonesia di masa Perang Dunia II), BKR (Badan Keamanan Rakyat), TKR (Tentara Keamanan Rakyat), TNI, seragam tentara asing, juga pakaian dinas polisi militer dan Kowad.

Selanjutnya di ruang Peristiwa, dimana tersimpan catatan sejarah berbagai peristiwa perjuangan di tanah air. Diantaranya, Pertempuran Lima Hari di Semarang, Serangan Umum Surakarta, Pertempuran di Magelang, dan pertempuran di kota lain. Di bagian lain museum, terdapat ruang Pelestarian Ruang Kerja Pangdam. Ruangan ini digunakan sebagai ruang Panglima Kodam (Pangdam) dari waktu ke waktu. Ada lagi ruang Satsikmil (satuan musik militer) yang berisi alat musik yang digunakan militer. Terdapat juga ruangan yang menarik bagi saya yaitu ruangan Laswi atau Laskar Wanita Indonesia. Ruangan ini berisi barang-barang yang menggambarkan bagaimana laskar wanita melawan penjajah dalam perjuangan Indonesia. Kemudian terdapat ruangan yang tidak kalah penting, yaitu ruang Unit Dapur Umum. Dimana dalam ruangan ini digambarkan dapur umum pada masa penjajahan dulu. Peralatan memasak yang digunakan masih berupa tungku. Sementara di ruang Cacat Veteran, tersimpan alat-alat kesehatan yang pernah digunakan veteran yang mengalami cacat akibat membela negara.

Gedung museum sendiri memang terlihat megah. Gedung dengan dua lantai itu dibangun Belanda sekitar tahun 1906. Awalnya, berfungsi sebagai Pengadilan Tinggi Belanda. Kemudian Pasca-kemerdekaan RI, digunakan sebagai Markas Besar Komando Wilayah Pertahanan II Kodam IV/Diponegoro. Resmi menjadi museum perjuangan Mandala Bhakti Semarang yang dibuka untuk umum tahun 1987. Namun meskipun bangunan Museum Mandala Bhakti ini sudah tua tapi bangunan dan isi museunnya masih terawat dengan baik, sehingga tidak ada kesan kumuh. Menariknya lagi selain kita belajar sejarah dan nilai-nilai sejarah, dari jendela Museum Mandala Bhakti, saya bisa melihat pemandangan diseputar Tugu Muda. Di seberangnya masih berdiri kokoh gedung perusahaan kereta api masa Hindia Belanda yang kini lebih dikenal dengan Lawang Sewu. Dibagian lain akan terlihat gedung Pandanaran yang saat ini digunakan oleh Pemerintah Kota Semarang. Maka dari itu ada baiknya kita sesekali mengunjungi tempat bersejarah seperti museum untuk mengetahui bagaimana perjuangan para pejuang dalam merebut kemerdekaan dan membela negara ini karna bangsa yang besar itu adalah bangsa yang menghargai pahlawanya. Dan kita jangan sekali-sekali melupakan sejarah. Dari sini saya sadar bahwa saya sebagai generasi penerus bangsa juga harus ikut berperan dalam membela negara kita sesuai dengan peran kita.






 

5 komentar:

  1. infonya bermanfaat, nambah referensi
    makasih,,,,

    BalasHapus
  2. Jadi keinget dulu pas berkunjung ke museum ini bareng-bareng. Museumnya sebenarnya bagus, bisa buat nambah pengetahuan kalau sudah berkunjung, tapi sayangnya masih sepi pengunjung. Padahal banyak banget yang bisa kita peroleh setelah berkunjung kesana.

    BalasHapus
  3. Terimakasih, iya memang generasi sekarang mungkin lebih tertarik mengunjungi mall daripada ke museum,,,mari menjadi generasi perubahan :)

    BalasHapus
  4. Makasi gan, bisa jadi bahan laporan kunjungan heehehehehehe.....

    BalasHapus